BAB 1
Pendahuluan
1.1.
Latar
Belakang
Setiap hari manusia menggunakan deterjen
untuk mencuci pakaian, akan tetapi hanya sedikit yang mengetahui bagaimana
deterjen tersebut dapat membersihkan pakaian. Pencucian dengan air saja, bahkan
dengan penggosokan atau putaran mesin sekeras apapun, akan menghilangkan
sebagian saja bercak, kotoran dan partikel-partikel tanah. Air saja tidak dapat
menghilangkan debu yang tidak larut dalam air. Air juga tidak mampu menahan
debu yang telah lepas dari kain agar tetap tersuspensi (tetap berada di air,
jadi tidak kembali menempel ke kain).
Jadi diperlukan bahan yang dapat membantu
mengangkat kotoran dari air dan kemudian menahan agar kotoran yang telah
terangkat tadi, tetap tersuspensi. Sehingga pada makalah kali ini dapat kita
ketahui bagaimana cara kerja detergen dalam menghilangkan kotoran.
Selain itu penggunaan detergen pada
lingkungan rumah tangga dapat menimbulkan resiko pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup. Sehingga pada makalah ini kita juga dapat mengetahui dampak
dan pengaruh yang akan timbul dari penggunaan detergen terhadap lingkungan.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Jelaskan bagaimana
kerja detergen dalam menghilangkan kotoran.
2. Gambarkan struktur
alkil benzena sulfonat.
3. Mengapa detergen dapat
menimbulkan rasa panas pada tangan?
4. Jelaskan bagaimana
pengaruh detergen terhadap lingkungan?
1.3. Tujuan & Manfaat
1. Dapat mengetahui cara
kerja detergen dalam menghilangkan kotoran.
2. Dapat mengetahui
struktur alkil benzena sulfonat yang merupakan zat aktif untuk melepaskan
kotoran pada permukaan bahan.
3. Dapat mengetahui
penyebab rasa panas pada tangan karena penggunaan detergen.
4. Dapat mengetahui
dampak dan pengaruh penggunaan detergen terhadap lingkungan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Data
2.1.1
Pengertian Detergen
Detergen adalah campuran berbagai bahan,
yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.
2.1.2 Kandungan Dalam Detergen
·
Surfaktan (surface active agent)
merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile
(suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan
tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada
permukaan bahan.
·
Builder (Permbentuk)
berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
·
Filler (pengisi)
adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya
cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat memadatkan dan memantapkan sehingga
dapat menurunkan harga.
·
Additives adalah bahan
suplemen/ tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi,
pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan
daya cuci deterjen.
2.1.3 Jenis-Jenis Detergen
1.
Detergen jenis keras
Detergen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme
meskipun bahan tersebut dibuang
akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran
air. Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS).
2.
Detergen jenis lunak
Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan
permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi
setelah dipakai . Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
2.1.4 Cara Kerja Detergen Dalam Menghilangkan Kotoran
Cara kerja Deterjen Deterjen dalam kerjanya dipengaruhi
beberapa hal, yang terpenting adalah jenis kotoran yang akan dihilangkan dan
air yang digunakan. Deterjen adalah surfaktan, yang dapat dihasilkan dengan
mudah dari petrokimia. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air, pada
dasarnya membuatnya lebih basah sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi
dengan minyak dan lemak. Deterjen modern mengandung lebih dari sekedar
surfaktan. Produk pembersih juga mengandung enzim untuk mendegradasi protein
berbasis noda, pemutih untuk penghilang warna noda dan menambah daya agen
pembersih, dan pewarna biru untuk melawan penguningan.
Seperti sabun, deterjen memiliki rantai molekul hidrofobik
atau rantai molekul yg tidak suka air dan komponen hidrofilik atau rantai
molekul suka-air. Hidrokarbon hidrofobik yang ditolak oleh air, tapi ditarik
oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti bahwa salah satu ujung molekul
akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Air bersabun yang
mengelilinginya (kotoran) memungkinkan sabun atau deterjen untuk menarik
kotoran dari pakaian atau piring dan masuk ke dalam air bilasan untuk
selanjutnya dapat dipisahkan.
Air
hangat atau panas mencairkan lemak dan minyak sehingga lebih mudah bagi sabun
atau deterjen untuk melarutkan kotoran dan menariknya ke dalam air bilasan.
Deterjen mirip dengan sabun, tapi mereka cenderung kurang untuk membentuk buih
dan tidak dipengaruhi oleh adanya mineral dalam air (air keras).
2.1.5 Gambar Struktur Alkil Benzena Sulfonat
Alkil Benzena Sulfonat
(ABS) merupakan surfaktan yg banyak di
gunakan dalam industry berupa cairan kental berwarna coklat, mudah larut dalam
air.
ABS digunakan
untuk memproduksi deterjen rumah tangga termasuk bubuk cuci, cairan laundry,
cairan pencuci piring dan pembersih rumah tangga lainnya serta dalam berbagai
aplikasi industri.
2.1.6
Kandungan Dalam Detergen Yang Dapat
Menimbulkan Rasa
Panas Pada Tangan
Pada saat mencuci
baju dengan detergen bubuk kita sering kali merasakan rasa panas pada tangan.
Hal ini didsebabkan karena didalam detergen bubuk terdapat bahan penunjang.
Salah satu contoh dari bahan penunjang ini adalah soda ash atau sering disebut
soda abu yang berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi meningkatkan
daya bersih. Dari kadar pH deterjen yang sangat basa
(9,5-12), diketahui bahwa deterjen memang bersifat korosif. Hal ini dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit. Sementara pada susunan rantai kimia surfaktan
terdapat formulasi bahwa semakin panjang dan bercabang rantai surfaktan, akan
semakin keras deterjen tersebut. Sedangkan dari jenis gugus fungsinya, maka
gugus fungsi sulfonat bersifat lebih keras dibandingkan gugus fungsi karboksilat.
Deterjen yang keras dapat menimbulkan masalah pada kulit. Dari hasil survei YLKI, dapat diketahui keluhan yang biasanya dirasakan konsumen yaitu kulit terasa kering, melepuh dan retak-retak, kulit tangan gampang mengelupas, hingga timbulnya eksim kulit semacam bintik-bintik gatal berair di telapak tangan maupun kaki. Untuk mengatasi itu, sebaiknya konsumen menghindari kontak langsung kulit dengan deterjen. Kalaupun sudah terlanjur kontak, maka tangan/ kaki yang terkena harus cepat dibilas air bersih dan dikeringkan ".
Deterjen yang keras dapat menimbulkan masalah pada kulit. Dari hasil survei YLKI, dapat diketahui keluhan yang biasanya dirasakan konsumen yaitu kulit terasa kering, melepuh dan retak-retak, kulit tangan gampang mengelupas, hingga timbulnya eksim kulit semacam bintik-bintik gatal berair di telapak tangan maupun kaki. Untuk mengatasi itu, sebaiknya konsumen menghindari kontak langsung kulit dengan deterjen. Kalaupun sudah terlanjur kontak, maka tangan/ kaki yang terkena harus cepat dibilas air bersih dan dikeringkan ".
2.1.7 Pengaruh
Detergen Terhadap Lingkungan
Sesungguhnya,
limbah yang dihasilkan deterjen sangat merusak lingkungan. Karena deterjen
merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi
berbagai tambahan bahan kimia, seperti surfaktan (bahan pembersih), alkyl
benzene (ABS) yang berfungsi sebagai penghasil busa, abrasif sebagai bahan
penggosok, bahan pengurai senyawa organik, oksidan sebagai pemutih dan pengurai
senyawa organik, enzim untuk mengurai protein, lemak atau karbohidrat untuk
melembutkan bahan, larutan pengencer air, bahan anti karat dan yang lainnya.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui ABS ternyata mempunyai efek buruk terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sehingga sisa limbah deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitas lingkungan hidup. Limbah deterjen yang dihasilkan rumah tangga akan bermuara pada sebuah tempat, seperti selokan ataupun kolam. Biasanya, eceng gondok akan tumbuh dengan populasi yang cukup besar pada ujung selokan.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui ABS ternyata mempunyai efek buruk terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sehingga sisa limbah deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitas lingkungan hidup. Limbah deterjen yang dihasilkan rumah tangga akan bermuara pada sebuah tempat, seperti selokan ataupun kolam. Biasanya, eceng gondok akan tumbuh dengan populasi yang cukup besar pada ujung selokan.
Detergen
memiliki efek beracun dalam air, karena detergen akan menghancurkan lapisan
eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit. Deterjen juga
dapat menyebabkan kerusakan pada insang. Kebanyakan ikan akan mati bila
konsentrasi deterjen 15 bagian per juta. Deterjen dengan konsentrasi rendah,
sekitar 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan.
Surfaktan yang
terkandung dalam deterjen akan mengurangi kemampuan perkembangbiakan organisme
perairan. Deterjen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air.
Bahan kimia organik seperti pestisida dan fenol, hanya dengan konsentrasi 2 ppm
saja dapat diserap ikan dua kali lipat dari jumlah bahan kimia lainnya.
Contoh nyata efek
buruk dari limbah deterjen adalah Danau Toba. Seperti sama kita ketahui, eceng
gondok tumbuh subur nyaris tidak terkendali pada semua bibir pantai Danau Toba.
Hal tersebut terjadi, selain dari residu pelet yang ditabur pada kerambah yang
berserak di Danau Toba, ditengarai juga berasal dari sisa deterjen yang dipakai
masyarakat Danau Toba yang masih mencuci di perairan ditambah limbah dari
restoran, rumah makan dan hotel-hotel yang berada di sekitar Danau Toba yang
membuang limbahnya secara langsung ke dalam danau.
Selain merusak
keindahan Danau Toba sebagai daerah tujuan wisata andalan Sumatera Utara,
pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali itu akan menutupi perairan,
sehingga bagian dasar air tidak terkena sinar matahari. Menyebabkan kadar
oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi dan
unsu hara meningkat sangat cepat. Jika hal tersebut tetap dibiarkan, ikan-ikan
akan mati karena kekurangan bahan makanan. Bahkan bisa mengakibatkan cacat akibat
mutasi gen.
Penggunaan deterjen
memang seperti buah simalakama, di satu sisi penggunaannya sangat dibutuhkan
dan di sisi lain limbahnya ternyata berefek buruk. Beberapa negara di dunia
secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS dalam pembuatan detergen dan
memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkyl Sulfonat (LAS) yang
relatif lebih ramah lingkungan. Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli
menyebutkan bahwa senyawa ini juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit
terhadap lingkungan. Menurut data yang diperoleh bahwa dikatakan alam
lingkungan membutuhkan waktu selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50
persen dari keseluruhan yang dapat diurai.
BAB 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
Detergen
adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Detergen merupakan bahan kimia
yang mengandug surfaktan, yaitu zat yang berperan dalam melepaskan kotoran yang
menempel pada pemukaan bahan, akan tetapi detergen juga memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan. Air limbah dari sabun dan deterjen dapat menimbulkan
dampak pencemaran, apalagi bila bahan yang dipakainya bukan terbuat dari bahan
alami dan ramah lingkungan, dampak-nya bila limbah tersebut menyebar di air dan
sungai dapat membunuh organisme yang ada di dalamnya seperti ikan,
fitoplankton, zooplankton / protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain. Sehingga untuk meminimalisir dampak negatif
yang ditimbulkan dari penggunaan detergen kita harus hati-hati dan harus
selektif dalam membeli detergen.
3.2.
Saran
Gunakanlah
detergen sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan yang banyak
organisme yang hidup di dalamnya. Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk
menciptakan solusi masalah ini, misalnya detergen yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar